A.
Judul
Penggunaan
Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika
B.
Penulis
Nama :
Maswariah, A.Ma.Pd.
Tempat Tugas : SD Negeri 4
Kertamukti, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis
No. Tlp :
081312233366
C.
Abstrak
Penelitian
yang berfokus pada upaya guru meningkatkan kreativitas siswa dalam KBM
Matematika melalui model pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
siswa yang sebelumnya diketahui kurang memenuhi harapan pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis
Tahun Pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 12 orang. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Februari 2008. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah rancangan penelitian tindakan yang alurnya, yaitu membuat perencanaan
tindakan, melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, mengobservasi tindakan, dan
merefleksi tindakan. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk mengambil
keputusan. Adapun data penelitian berupa catatan lapangan, catatan hasil
pengamatan, dokumentasi perencanaan, dan hasil menulis. Instrumen
pengumpulannya adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi.
Analisis data dengan teknik kualitatif model mengalir, meliputi tahap reduksi
data, pemaparan data, verifikasi, dan penyimpulan data. Untuk menguji keabsahan
data dilakukan pengecekatan ulang (triangulasi)
dengan kolabolator dan siswa. Setelah menyelesaikan
penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. Model pembelajaran belajar
tuntas dapat meningkatkan kreativitas siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam KBM
Matematika.Hal ini terbukti dengan adanya perubahan aktivitas siswa, baik dalam
bertanya maupun menjawab, dan antarsiswa terjalin saling belajar.
D.
Kata
Kunci:
Pembelajaran Matematika,
Kreativitas dan Hasil Belajar, dan Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning)
E.
Pendahuluan
a.
Latar Belakang Masalah
Saat ini
pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang pesat. Manusia dengan
segala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut untuk mampu
beradaptasi dan memecahkannya. Tentunya dalam memecahkan segala persoalan
dibutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan kearifan agar dalam menyelesaikan
masalah tidak menimbulkan masalah yang lebih sulit.
Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentu tidak
terlepas dari dunia pendidikan. Karena, pendidikan merupakan salah satu wahana
sekaligus wadah untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan mandiri. Oleh
karena itu, pendidikan juga dituntut memiliki kualitas yang baik.
Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus
tetap diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dan
belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya,
semakin bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan semakin
mantap pemahamannya terhadap materi yang dipelajari.
Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan secara
nasional, telah dilakukan pengkajian ulang terhadap kurikulum. Sehingga terjadi
penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu. Salah satunya dengan KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yang proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi dalam
berbagai mata pelajaran, termasuk di dalamnya matematika.
Salah satu dari materi ajar matematika yang harus dipelajari
dan dikuasai oleh siswa Kelas III SD, adalah kompetensi dasar kemampuan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi
panjang. Tuntutan kurikulum ini
harus dapat dilaksanakan dalam pembelajaran matematika, sehingga perlu
diterapkan dengan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas
belajar siswa, mau berlama-lama belajar, dan tidak membosankan, sehingga
pembelajaran yang berlangsung lebih menyenangkan.
Rendahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran dapat
mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal, sehingga materi yang
disajikan menjadi tidak tuntas.
Kondisi siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis berjumlah 12 orang siswa yang relativeheterogen, baik dari segi
ekonomi, kemampuan akademik, kreativitas maupun sarana yang dimiliki.
Berdasarkan segi pemilikan buku wajib yang dimiliki siswa cukup kecil, yaitu
dari 12 orang siswa yang memiliki buku wajib hanya 3 orang siswa atau sebesar 25 %. Berdasarkan hal ini terlihat bahwa kemampuan siswa
untuk belajar membaca cukup rendah. Dalam segi kreativitas, dari 12 orang siswa yang mampu mengembangkan imajinasinya hanya 5 orang siswa atau sebesar 41,66%.
Kemampuan untuk menjawab pertanyaan dari 12 orang siswa hanya 5 orang siswa saja yang mampu atau sebesar 41,66%. Sedangkan kemampuan siswa untuk mengungkapkan dengan
lisan sangat rendah, yaitu baru 3 orang siswa dari 12 orang siswa atau sebesar 25%.
Berdasarkan data-data di atas dapat dijadikan suatu landasan untuk dilaksanakan penelitian
tindakan kelas. Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan inovasi pembelajaran model strategi belajar
tuntas.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling,
luas persegi dan persegi panjang merupakan basic
skill yang penguasaannya sangat diperlukan untuk bekal meniti kehidupan di
masyarakat. Hamper setiap saat pada kehidupan sehari-hari, siswa dihadapkan
pada persoalan yang berkaitan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang. Pada umumnya, khususnya di Kelas
IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, konsep ini
belum sepenuhnya dikuasai, sehingga menghambat penguasaan konsep matematika
selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil ulangan harian
selama tengah semester 1 pada tahun pelajaran 2012/2013, hasil belajar
matematika siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis, kurang memuaskan. Tujuh puluh lima persen (75%) nilai ulangan harian
tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan
persegi panjang mereka masih kurang dari 6. Peneliti merasa prihatin, sebab
jika dibiarkan, masalah ini akan berkelanjutan pada konsep lain yang
menggunakan dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas
persegi dan persegi panjang, misalnya pada kompetensi dasar menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
Akibat keterbatasan kemampuan siswa dalam memahami materi
ajar ini, mereka membutuhkan media dan strategi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan. Sehingga, pemahaman mereka menjadi lebih mudah. Varian kemampuan
masing-masing siswa yang berbeda membutuhkan layanan secara individu sehingga
dsapat berkembang secara optimal. Pemahaman yang lambat memerlukan tahapan
bahan pelajaran yang detail dan latihan yang berulang-ulang, sedangkan
keterampilan sosial dan penanaman budi pekerti memerlukan kegiatan bersama
dengan teman.
Berdasarkan hal-hal di atas, penulis berupaya menemukan
solusi pemecahan masalah melalui penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini
penelitian tindakan kelas perlu dilakukan untuk menyempurnakan atau
meningkatkan proses dan praktis pembelajaran, terutama dalam hal menanggulangi
permasalahan belajar. Melalui penelitian, tindakan permasalahan yang ada dapat
dikaji, ditingkatkan, dan dituntaskan secara berkesinambungan, sehingga proses
pendidikan dan oembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pendidikan,
khususnya penguasaan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas
persegi dan persegi panjang dapat diaktualisasikan secara sistematis.
b.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi
adanya masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.
1. Rendahnya minat belajar siswa Kelas IIISD Negeri 4
Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran matematika.
2. Rendahnya kreativitas siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam
pembelajaran matematika.
3. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa Kelas IIISD
Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran matematika.
4. Kurangnya sarana yang dimiliki siswa Kelas IIISD Negeri 4
Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran matematika.
5. Rendahnya kemampuan siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis untuk menjawab pertanyaan.
6. Rendahnya kemampuan siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis untuk bertanya.
c.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal di atas, pokok masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut.
1. Bagaimana meningkatkan kreativitas belajar siswa Kelas
IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang
melalui model pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas?
2. Bagaimana meningkatkan minat belajar siswa Kelas IIISD
Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran
matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas
persegi dan persegi panjang melalui model pembelajaran berdasarkan strategi
belajar tuntas?
d.
Cara Pemecahan Masalah
Dalam upaya memecahkan permasalahan tentang rendahnya
kreativitas dan minat belajar siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam
pembelajaran matematika khususnya tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang, proses pembelajaran akan
dilakukan dengan menggunakan strategi belajar tuntas.
e.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa Kelas IIISD
Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang
melalui penggunaan model pembelajaran
berdasarkan strategi belajar tuntas.
2. Untuk meningkatkan minat belajar siswa Kelas IIISD Negeri
4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang
melalui penggunaan modelpembelajaran
berdasarkan strategi belajar tuntas.
f.
Manfaat
Penelitian
Bagi siswa akan diperoleh manfaat sebagai berikut.
1. Meningkatkan kreativitas dan minat belajar siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran matematika, khususnya tentang menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
2. Meningkatkan kompetensi antarkelompok.
3. Meningkatkan keterampilan berbicara dalam kelompok.
4. Meninggkatkan keterampilan bertanya dan menjawab.
Bagi
guru akan memperoleh manfaat sebagai berikut.
1. Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk
melakukan upaya inovatif sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan
teknik pembelajaran serta bahan ajaran yang digunakan.
g.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa Kelas IIISD
Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjangmelalui
penggunaan
model pembelajaran berdasarkan strategi
belajar tuntas.
2. Untuk meningkatkan minat belajar siswa Kelas IIISD Negeri
4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang
melalui penggunaan modelpembelajaran
berdasarkan strategi belajar tuntas.
h.
Kajian Teori
1.
Kreativitas dan
Ciri-cirinya
Menurut Semiawan dkk.,
(1987) kreativitas sebagai proses merupakan hal yang lebihesensial dan perlu ditanamkan pada individu sejak dini
dengan cara menyibukkan diri secara kreatif. Definisi lain mengenai kreativitas
diungkapkan oleh Amien (1980), yang mengatakan bahwa kreativitas merupakan pola
pikir atau ide yang spontan atau imajinatif yang mencirikan hasil artistik,
penemuan-penemuan ilmiah, dan penciptaan-penciptaan secara mekanik. Lebih
lanjut, dijelaskan bahwa kreativitas meliputi hasil sesuatu yang baru atau sama
sekali baru bagi dunia ilmiah atau relatif baru bagi individunya.
Berdasarkan paparan
mengenai beberapa definisi kreativitas di atas, dapat dilihat bahwa kreativitas
mengandung arti yang luas dan mempunyai tahapan yang diawali dengan suatu
pemikiran atau ide kreatif, kemudian melakukan kegiatan kreatif, sehingga
tercipta hasil yang kreatif. Namun demikian, pada intinya terdapat persamaan
antara definisi yang satu dengan yang lain, yaitu kreativitas merupakan
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru atau relatif baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
ada sebelumnya.
Ciri-ciri atau
karakteristik kreativitas pada umumnya dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk
menentukan kemampuan kreatif dari seseorang menurut Guilford (dalam Kuncoro,
1992). Ciri-ciri kreativitas seseorang dapat dilihat dari aspek berpikir, dan
aspek dorongan atau motivasi. Aspek berpikir kreatif ditunjukkan oleh
sifat-sifat kelancaran (fluency),
kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan penguraian (elaboration). Aspek dorongan atau
motivasi ditunjukkan oleh sifat-sifat karakter, seperti sikap, percaya diri,
tidak konversional, dan aspirasi keindahan.
2. Pembelajaran
berdasarkan strategi belajar tuntas
Pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas
langkah-langkahnya dikemukakanBloom (dalam Yamin, 2008: 221), yakni
sebagai berikut.
1.
Menentukan
tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik yang bersifat umum maupun
khusus.
2.
Menjabarkan
materi pelajaran atas sejumlah unit pelajaran yang dirangkaikan, yang
masing-masing dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih dua minggu.
3.
Memberi
pelajaran secara klasikal, sesuai dengan unit pelajaran yang sedang dipelajari.
4.
Memberikan
tes kepada siswa pada akhir masing-masing unit pelajaran, untuk mengecek
kemajuan masing-masing siswa dalam mengolah materi pelajaran. Tes itu bersifat
formatif, yaitu bertujuan mengetahui sampai berapa jauh siswa berhasil dalam
pengolahan materi pelajaran (diagnostic
progress test). Dalam testing formatif ini, diterapkan norma tetap dan
pasti, misalnya minimal 85 % dari jumlah pertanyaan dalam tes itu harus dijawab
betul, para siswa dinyatakan berhasil atau telah menguasai, tujuan pembelajaran
khusus.
5.
Kepada
siswa yang ternyata belum mencapai tingkat penguasaan yang dituntut, diberikan
pertolongan khusus, misalnya bantuan dari seorang teman yang bertindak sebagai
tutor, mendapat pengajaran dalam kelompok kecil, disuruh mempelajari buku
pelajaran lain, mengambil unit pelajaran yang telah diprogramkan dan lain
sebagainya. Bentuk pertolongan atau bantuan khusus yang diberikan, dapat
bermacam-macam, asal sesuai dengan kebutuhan siswa yang masih mengalami
kesulitan. Setelah beberapa waktu, siswa itu menempuh tes formatif arternatif
yang mengukur taraf keberhasilan terhadap unit pelajaran yang sama.
6.
Setelah
semua siswa, paling sedikit hampir semua siswa, mencapai tingkat penguasan pada
unit pelajaran bersangkutan, barulah guru mulai mengajarkan unit pelajaran
berikutnya.
7.
Unit
pelajaran yang menyusul itu juga diajarkan secara kelompok, dan diakhiri dengan
memberikan tes formatif bagi unit pelajaran bersangkutan. Siswa yang ternyata
belum mencapai taraf keberhasilan yang dituntut, kemudian diberi bantuan
khusus.
8.
Setelah
para siswa mencapai tingkat keberhasilan yang dituntut, guru mulai mengajar
unit pelajaran ketiga. Jadi, seluruh siswa dalam kelas selalu mulai mempelajari
suatu unit pelajaran baru secara bersama-sama.
9.
Prosedur
yang sama diikuti pula dalam mengajarkan unit-unit pelajaran lain, sampai
seluruh rangkaian selesai.
10.
Setelah
seluruh rangkaian unit pelajaran selesai, siswa mengerjakan tes yang mencakup
seluruh rangkaian/seri unit pelajaran. Tes akhir ini bersifat sumatif, yaitu
bertujuan mengevaluasi taraf keberhasilan masing-masing siswa, terhadap semua
tujuan-tujuan pengajaran khusus. Dalam testing ini pun diterapkan norma yang
tetap dan pasti, dengan menentukan taraf keberhasilan minimal, biasanya 80% -
90% dari jumlah pertanyaan harus dijawab betul. Hasil pada testing sumatif ini
digunakan untuk memberi nilai dalam buku lapor..
F.
Metodologi
Penelitian
a.
Setting dan
Subjek Penelitian
Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan di Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis, semester 1 tahun pelajaran 2012/2013, dengan kompetensi dasar menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
Subjek penelitian ini
adalah siswa Kelas III yang berjumlah 12 orang siswa yang karakteristiknya dalam pembelajaran
matematika dengan materi ajar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
keliling, luas persegi dan persegi panjang, baik kreativitas dan minat
belajarnya maupun hasil belajarnya masih
rendah.
b.
MetodePenelitian
Proses pemecahan masalah dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan secara kolaboratif. Dalam
rangka itu, terdapat empat tahapan penting di setiap siklusnya, yakni: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Siklus yang
ditempuh sebanyak tiga siklus. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang
optimal.
c.
Teknik
Pengumpulan Data
Jenis data yang
dikumpulkan melalui beberapa teknik, dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Data hasil belajar dikumpulkan dengan cara melakukan tes
kepada siswa setelah selesai tindakan.
2. Data pelaksanaan pembelajaran diperoleh melalui hasil
pengamatan kolabolator selama selama pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan
menggunakan instrumen observasi kegiatan guru dan siswa pada saat KBM.
3. Data refleksi guru dan siswa diperoleh melalui pemberian
angket kepada siswa dan guru setelah selesai tiap siklus.
d.
Teknik
Analisis Data
Data yang
dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran maupun sesudah
pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data hasil
pengamatan, dan hasil angket siswa pada setiap akhir siklus dengan
membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus.
2. Peningkatan hasil belajar tiap siklus. Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar digunakan analisis kuantitatif dengan rumus sebagai berikut.
P = Posrate – Baserate x 100%
Baserate
|
Keterangan:
P : persentase
peningkatan
Posrate : nilai sesudah
diberikan tindakan
Baserate : nilai sebelum
tindakan
Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan tes akhir siklus apabila masih
dirasakan gagal, peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan dan sekaligus
mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan berikutnya. Tolok ukur
refleksi penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1) Adanya peningkatan kreativitas secara
signifikan pada setiap siklus yang
terlihat pada antusias, aktivitas, dan rasa senang siswa dalam pembelajaran
matematika dengan kompetensi dasar melakukan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
2) Adanya peningkatan nilai ulangan yang signifikan pada
setiap siklus.
G. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.
Siklus I
Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi dasar menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang,
mengembangkan instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada kegiatan belajar
mengajar dan angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas
siswa untuk belajar di rumah, menyiapkan media pembelajaran berupa kertas
pleno, spidol 6 set, isolasi, membagi kelas menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang heterogen sesuai dengan data yang ada
pada peneliti, dan mengembangkan skenario pembelajaran berdasarkan strategi
belajar tuntas.
Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada
tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan
siswa untuk memasuki kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang yang akan dipelajari,
menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran,
guru mengarahkan agar siswa berkumpul sesuai dengan daftar kelompok, guru
membagikan media pembelajaran, berupa: kertas plano; spidol; isolasi pada tiap-tiap
kelompok belajar, dan masing-masing kelompok diberi permasalahan yang harus
dipelajari dan didiskusikan. Siswa diberi kesempatan mencari sumber belajar dan
berdiskusi selama 20 menit dan 10 menit kemudian masing-mesing kelompok harus
menulis hasil diskusi kelompok pada kertas pleno untuk dipamerkan pada kelompok
yang lain dengan menempel hasil diskusi yang sudah jadi di dekat kelompok. Satu
orang siswa dari masing-masing kelompok bertanggung jawab menjaga hasil karyanya dan empat
anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya
dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 15 menit. Pada saat siswa
berkunjung, antarkelompok peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa
yang dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus
melihat interaksi antarkelompok dan aktivitas siswa.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi
selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada.
Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir
kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan
siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja
kelompok. Peneliti memberikan tepuk tangan bersama siswa pada kelompok terbaik.
Pada saat yang sama, kolabolator melakukan pengamatan
dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, yang meliputi: pengamatan
kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, dan angket siswa
setelah kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah
sebagai berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi,
kelancaran dalam menjawab pertanyaan kelompok lain, mendapat hasil diskusi,
mendapatkan nilai kriteria cukup dengan rentangan nilai 60-70 yang mencapai
50%. Kelancaran mengemukakan ide atau pendapat, ketelitian menghimpun hasil
diskusi , keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
kurang dengan rentang nilai >60 yang mencapai 33,3%
dan siswa yang dapat menyelesaikan tugas hanya 50%, kelancaran pada saat
prsentasi hanya 50%, dan sedikit sekali yang dapat mengemukakan pertanyaan hanya 33,3%.
Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar
terdapat 90% siswa merasa senang, 40% merasa kesulitan belajar, 50% siswa ada
yang keberanian mengemukakan pendapat, 90% mendorong siswa lebih kreatif,
presentasi belajar siswa pada siklus I, mendapat nilai rata-rata kelas 72,00
dan masih terdapat 30,23% siswa yang nilainya di bawah standar KKM mata
pelajaran matematika yang telah ditentukan sekolah.
Melihat dari hasil pengamatan pada siklus I, antusias,
keaktifan, kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat masih
cukup dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat ketelitian menghimpun hasil
diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
kurang dengan rentang nilai >60, ini menunjukkan siswa masih kesulitan dan
belum siap karena baru mengenal model pembelajaran berdasarkan strategi belajar
tuntas. Di sisi lain, siswa merasa
senang dan terdorong untuk lebih kreatif walaupun terdapat 40% yang masih
kesulitan memahami materi dan 50% kurang berani berpendapat. Dengan demikian,
pada siklus I perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih
berkompetensi dengan memberikan hadiah bolpoin
pada semua anggota kelompok terbaik, menyediakan sumber belajar berupa foto
copy materi, dan meminjami buku ajar. Berdasarkan siklus I didapat nilai
prestasi siswa dengan rata-rata 72,00 yang berarti ada kenaikan 10,18% dari
sebelum tindakan. Hal ini yang mendorong dilanjutkan pada siklus II.
b.
Siklus II
Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi pada dasar menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang,
mengembangkan instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada kegiatan belajar
mengajar dan angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas
siswa untuk belajar di rumah, menyiapkan sumber belajar berupa buku-buku
penunjang, membagi kelas menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang heterogen sesuai dengan data yang ada
pada peneliti, dan mengembangkan skenario pembelajaran berdasarkan strategi
belajar tuntas.
Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada
tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan
siswa untuk memasuki kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan yang akan dicapai,
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul
sesuai dengan daftar kelompok, guru membagikan media pembelajaran, berupa: kertas
pleno; spidol; isolasi pada tiap-tiap kelompok belajar, dan masing-masing
kelompok diberi permasalahan yang harus dipelajari dan didiskusikan. Siswa
diberi kesempatan mencari sumber belajar dan berdiskusi selama 20 menit.
Kemudian masing-masing kelompok dalam 10 menit harus menulis hasil diskusi
kelompok pada kertas pleno untuk dipamerkan pada kelompok yang lain dengan
menempel hasil diskusi yang sudah jadi di dekat kelompok. Satu orang siswa dari
masing-masing kelompok bertanggung jawab
menjaga hasil karyanya dan empat anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung
pada kelompok lain sambil bertanya dan melihat kekurangan pada kelompok lain
selama 25 menit. Pada saat siswa berkunjung, antar- kelompok peneliti
berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk diperiksa
kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus melihat interaksi untuk diperiksa
kebenaran konsep.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi
selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada.
Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir
kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan
siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja
kelompok. Peneliti memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota kelompok terbaik.
Pada saat yang sama, kolabolator melakukan pengamatan
dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, yang meliputi: pengamatan
kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, dan angket siswa
setelah kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah
sebagai berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi,
kelancaran dalam menjawab pertanyaan kelompok lain, mendapat nilai kriteria baik
dengan rentang nilai 71-85 yang mencapai 80%.
Kelancaran mengemukakan ide atau pendapat, ketelitian menghimpun hasil
diskusi , keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
baik dengan rentang nilai 71-85 yang mencapai
60% dan siswa yang dapat
menyelesaikan tugas hanya 67%, kelancaran pada saat presentasi hanya 100%, dan
siswa yang dapat mengemukakan
pertanyaan hanya 70%.
Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar
terdapat 98% siswa merasa senang, 15% merasa kesulitan belajar, 70% siswa ada
yang keberanian mengemukakan pendapat, 95% mendorong siswa lebih kreatif,
presentasi belajar siswa pada siklus II, mendapat nilai rata-rata kelas 79,07.
Melihat dari hasil pengamatan pada siklus II, antusias,
keaktifan, kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat masih
cukup dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat ketelitian menghimpun hasil
diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
kurang dengan rentang nilai 71-85, ini menunjukkan siswa masih kesulitan dan
belum siap karena baru mengenal model pembelajaran berdasarkan strategi belajar
tuntas. Di sisi lain, siswa merasa
senang dan terdorong untuk lebih kreatif walaupun terdapat 30% yang masih
kesulitan memahami materi dan 30% kurang berani berpendapat. Dengan demikian,
pada siklus III perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih
berkompetensi dengan memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota kelompok
terbaik, menyediakan sumber belajar berupa foto copy materi, dan meminjami buku
ajar, menyiapkan lembar kegiatan. Berdasarkan siklus II didapat nilai prestasi
siswa dengan rata-rata 79,07 yang berarti ada kenaikan 9,82% dari siklus I. Hal
ini yang mendorong dilanjutkan pada siklus III.
c.
Siklus III
Dalam perencanaan
tindakan kelas ini, peneliti telah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
pada kompetensi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas
persegi dan persegi panjang, mengembangkan instrumen untuk pengamatan guru,
siswa pada kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan belajar
mengajar, memberikan tugas siswa untuk belajar di rumah, menyiapkan media
pembelajaran berupa kertas pleno dan lembar kegiatan siswa, membagi kelas
menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang heterogen sesuai dengan
data yang ada pada peneliti, dan mengembangkan skenario pembelajaran
berdasarkan strategi belajar tuntas.
Selanjutnya, ketika
peneliti melakukan tindakan pada tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk
memberikan motivasi dan mengarahkan siswa untuk memasuki pada kompetensi dasar menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang,
menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran,
guru mengarahkan agar siswa berkumpul sesuai dengan daftar kelompok, guru
membagikan media pembelajaran, berupa: kertas plano; dan lembar kegiatan siswa
pada tiap-tiap kelompok belajar, dan masing-masing kelompok diberi permasalahan
yang harus dipelajari dan didiskusikan. Siswa diberi kesempatan mencari sumber
belajar serta melakukan diskusi selama 20 menit, dan 10 menit kemudian
masing-masing kelompok harus menulis hasil diskusi kelompok pada kertas pleno
untuk dipamerkan pada kelompok yang lain dengan menempel hasil diskusi yang
sudah jadi di dekat kelompok. Dua siswa dari masing-masing kelompok
bertanggung jawab menjaga hasil karyanya
dan empat anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung pada kelompok lain
sambil bertanya dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 15 menit. Pada
saat siswa berkunjung, antar kelompok , peneliti berkeliling sambil melihat
hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep yang
ditulis, sekaligus melihat interaksi antar kelompok dan aktivitas siswa.
Masing-masing kelompok
diberi kesempatan presentasi selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan
kelompok lain bila ada. Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan
kesimpulan di akhir kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik
menurut pengamatan siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai
hasil kerja kelompok. Peneliti memberikan tepuk tangan bersama siswa pada
kelompok terbaik.
Pada saat yang sama,
kolabolator melakukan pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan,
yang meliputi: pengamatan kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar
mengajar, dan angket siswa setelah kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari
pengamatan ini adalah sebagai berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar, keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam
menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar,
mendapat nilai baik sekali dengan rentang nilai >85 yang mencapai 90%. Dengan ini, 100% siswa sudah dapat
menyelesaikan tugasnya, kelancaran pada saat presentasi hanya 90%.
Hasil angket siswa
setelah kegiatan belajar mengajar terdapat 100% siswa merasa senang, 13% merasa
kesulitan belajar, 92% siswa ada yang keberanian mengemukakan pendapat, 100%
mendorong siswa lebih kreatif, presentasi belajar siswa pada siklus III,
mendapat nilai rata-rata kelas 84,65.
Melihat dari hasil
pengamatan pada siklus III, antusias, keaktifan, kemampuan menghimpun data,
kelancaran mengemukakan pendapat masih cukup dan kelancaran mengemukakan ide
atau pendapat ketelitian menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya,
keaktifan mencari sumber belajar, mendapatkan nilai baik sekali, ini
menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan yang signifikan melalui pembelajaran
berdasarkan strategi belajar tuntas,
13% siswa yang masih kesulitan memahami materi dan 8% kurang berani
berpendapat. Dengan demikian, pada siklus III kegiatan dipandang sudah cukup
dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya,. Berdasarkan siklus III didapat
nilai presentasi siswa dengan rata-rata 84,65 yang berarti ada kenaikan 7,06%
dari siklus II.
Untuk mengetahui lebih
jelas perubahan dari siklus ke siklusnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1
Hasil Pengamatan
Kegiatan Siswa pada Saat KBM
No
|
Kegiatan/Aspek yang diamati
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Siklus III
|
1.
|
Antusias siswa dalam mengikuti KBM
|
Cukup
|
Baik Sekali
|
Baik Sekali
|
2.
|
Kelancaran mengemukakan ide dalam memecahkan masalah
|
Kurang
|
Baik
|
Baik Sekali
|
3.
|
Keaktifan siswa dalam diskusi
|
Cukup
|
Baik
|
Baik Sekali
|
4.
|
Kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi
|
Cukup
|
Baik Sekali
|
Baik Sekali
|
5.
|
Ketelitian dalan menghimpun hasil diskusi
|
Kurang
|
Baik
|
Baik
|
6.
|
Keaktifan dalam bertanya
|
Kurang
|
Baik
|
Baik
|
7.
|
Keaktifan siswa dalam mencari sumber belajar
|
Kurang
|
Baik
|
Baik Sekali
|
8.
|
Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan
|
Cukup
|
Baik
|
Baik
|
Keterangan: Baik sekali : 86 – 100
Baik : 71 – 85
Cukup : 60 – 70
Kurang : >60
Hasil angket siswa yang diambil pada setiap siklus, disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa Setelah KBM
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Siklus I
(%)
|
Siklus II
(%)
|
Siklus III
(%)
|
1.
|
Apakah strategi belajar tuntasmenyenangkan?
|
Ya
|
90
|
93
|
100
|
Tidak
|
10
|
7
|
0
|
||
2.
|
Apakah dengan strategi belajar tuntasmembuat kamu mudah
memahami pelajaran?
|
Ya
|
60
|
70
|
87
|
Tidak
|
40
|
30
|
13
|
||
3.
|
Apakah dengan strategi belajar tuntasmembuat kamu
berani mengemukakan pendapat?
|
Ya
|
50
|
70
|
92
|
Tidak
|
50
|
30
|
8
|
||
4.
|
Apakah dengan strategi belajar tuntasmendorong kamu
lebih kreatif?
|
Ya
|
90
|
95
|
100
|
Tidak
|
10
|
5
|
0
|
||
5.
|
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas?
|
Ya
|
30
|
15
|
0
|
Tidak
|
70
|
85
|
100
|
Grafik 1 Hasil Ulangan Sebelum dan
Tiap Akhir siklus

H.
Simpulan
dan Saran
a.
Simpulan
Setelah dilakukan
penelitian tindakan kelas yang hasilnya untuk kemudian dianalisis secara
deskriptif, akhirnya diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Inovasi pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas
menjadikan siswa lebih kreatif dan aktif dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
2. Keterampilan menyampaikan pendapat kepada orang lain baik
lisan maupun tulisan perlu ada latihan.
3. Inovasi pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntasmeningkatkan
hasil prestasi belajar siswa.
b.
Saran
Berdasarkan simpulan
hasil penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengajukan saran-saran sebagai
berikut.
1. Inovasi pembelajaran yang memacu pembelajaran berbasis
siswa perlu dikembangkan guna meningkatkan kegiatan belajar mengajar
matematika.
2. Untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dalam
bertanya, menjawab, menyampaikan pendapat kesan dan tulisan, memerlukan banyak
latihan.
3. Guru perlu melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi
sehingga terbentuk rasa percaya diri.
I.
Daftar
Pustaka
Amien, Moch. 1980. Peranan
Kreativitas dalam Pendidikan.Depdikbud: Analisis Kebudayaan Jakarta.
De Porter, B & Hernacki, M. 2003. Quantum
Learning. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Materi
Pelatihan Terintegrasi Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Hermawan, Asep. 2008. Upaya
Peningkatan Mutu Pengelolaan Proses Belajar Mengajar Melalui Penerapan
MeaningfulLearningStrategy. Makalah :
Tidak dipublikasikan.
Kuncoro, S. A. 1992. Nilai-nilai
Keagamaan dan Mengembangkan Kreativitas Anak (Suatu Tantangan bagi Kehidupan
Modern) Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta: PPM IKIP Yogyakarta.
Mulyana, E. 2005. Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Meier, D. 2003. The Acceleratied
Learning. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Nur, Muhammad. 2005. Guru yang
Berhasil dan Pengajaran Langsung. Departemen Pendidikan Nasional.
Semiawan, C, Munandar,A. S. dan Munandar, S O U. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas
Siswa Sekolah Menengah. Jakarta:
Gramedia.
Sutusiah, 2006. Peningkatan Minat
Belajar dan Aktivitas Siswa Pokok Bahasan Keanekaragaman Hayati Kelas X Melalui
Pembelajaran Think, Write, and Talk,
Laporan PTK.