Kamis, 17 Oktober 2013

Penggunaan Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning) Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika



A.   Judul
Penggunaan Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning) Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika
B.   Penulis
Nama                   : Maswariah, A.Ma.Pd.
Tempat Tugas  : SD Negeri 4 Kertamukti, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis
No. Tlp                : 081312233366
C.   Abstrak
Penelitian yang berfokus pada upaya guru meningkatkan kreativitas siswa dalam KBM Matematika melalui model pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa yang sebelumnya diketahui kurang memenuhi harapan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  Tahun Pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 12 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2008. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian tindakan yang alurnya, yaitu membuat perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, mengobservasi tindakan, dan merefleksi tindakan. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk mengambil keputusan. Adapun data penelitian berupa catatan lapangan, catatan hasil pengamatan, dokumentasi perencanaan, dan hasil menulis. Instrumen pengumpulannya adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data dengan teknik kualitatif model mengalir, meliputi tahap reduksi data, pemaparan data, verifikasi, dan penyimpulan data. Untuk menguji keabsahan data dilakukan pengecekatan ulang (triangulasi) dengan kolabolator dan siswa. Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. Model pembelajaran belajar tuntas dapat meningkatkan kreativitas siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam KBM Matematika.Hal ini terbukti dengan adanya perubahan aktivitas siswa, baik dalam bertanya maupun menjawab, dan antarsiswa terjalin saling belajar.
D.   Kata Kunci:
Pembelajaran Matematika, Kreativitas dan Hasil Belajar, dan Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning)

E.   Pendahuluan
a.    Latar Belakang Masalah
 Saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang pesat. Manusia dengan segala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut untuk mampu beradaptasi dan memecahkannya. Tentunya dalam memecahkan segala persoalan dibutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan kearifan agar dalam menyelesaikan masalah tidak menimbulkan masalah yang lebih sulit.
Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentu tidak terlepas dari dunia pendidikan. Karena, pendidikan merupakan salah satu wahana sekaligus wadah untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan mandiri. Oleh karena itu, pendidikan juga dituntut memiliki kualitas yang baik.
Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dan belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya, semakin bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan semakin mantap pemahamannya terhadap materi yang dipelajari.
Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan secara nasional, telah dilakukan pengkajian ulang terhadap kurikulum. Sehingga terjadi penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu. Salah satunya dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yang proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi dalam berbagai mata pelajaran, termasuk di dalamnya matematika.
Salah satu dari materi ajar matematika yang harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa Kelas III SD, adalah kompetensi dasar kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang. Tuntutan kurikulum ini harus dapat dilaksanakan dalam pembelajaran matematika, sehingga perlu diterapkan dengan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa, mau berlama-lama belajar, dan tidak membosankan, sehingga pembelajaran yang berlangsung lebih menyenangkan.
Rendahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal, sehingga materi yang disajikan menjadi tidak tuntas.
Kondisi siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  berjumlah 12 orang siswa yang relativeheterogen, baik dari segi ekonomi, kemampuan akademik, kreativitas maupun sarana yang dimiliki. Berdasarkan segi pemilikan buku wajib yang dimiliki siswa cukup kecil, yaitu dari 12 orang siswa yang memiliki buku wajib hanya 3 orang siswa atau sebesar 25 %. Berdasarkan hal ini terlihat bahwa kemampuan siswa untuk belajar membaca cukup rendah. Dalam segi kreativitas, dari 12 orang siswa yang mampu mengembangkan imajinasinya hanya 5 orang siswa atau sebesar 41,66%.
Kemampuan untuk menjawab pertanyaan dari 12 orang siswa hanya 5 orang siswa saja yang mampu atau sebesar 41,66%. Sedangkan kemampuan siswa untuk mengungkapkan dengan lisan sangat rendah, yaitu baru 3 orang siswa dari 12 orang siswa atau sebesar 25%.
Berdasarkan data-data di atas dapat dijadikan  suatu landasan untuk dilaksanakan penelitian tindakan kelas. Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan inovasi pembelajaran model strategi belajar tuntas.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang merupakan basic skill yang penguasaannya sangat diperlukan untuk bekal meniti kehidupan di masyarakat. Hamper setiap saat pada kehidupan sehari-hari, siswa dihadapkan pada persoalan yang berkaitan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang. Pada umumnya, khususnya di Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, konsep ini belum sepenuhnya dikuasai, sehingga menghambat penguasaan konsep matematika selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil ulangan harian selama tengah semester 1 pada tahun pelajaran 2012/2013, hasil belajar matematika siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, kurang memuaskan. Tujuh puluh lima persen (75%) nilai ulangan harian tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang mereka masih kurang dari 6. Peneliti merasa prihatin, sebab jika dibiarkan, masalah ini akan berkelanjutan pada konsep lain yang menggunakan dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang, misalnya pada kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
Akibat keterbatasan kemampuan siswa dalam memahami materi ajar ini, mereka membutuhkan media dan strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sehingga, pemahaman mereka menjadi lebih mudah. Varian kemampuan masing-masing siswa yang berbeda membutuhkan layanan secara individu sehingga dsapat berkembang secara optimal. Pemahaman yang lambat memerlukan tahapan bahan pelajaran yang detail dan latihan yang berulang-ulang, sedangkan keterampilan sosial dan penanaman budi pekerti memerlukan kegiatan bersama dengan teman.
Berdasarkan hal-hal di atas, penulis berupaya menemukan solusi pemecahan masalah melalui penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini penelitian tindakan kelas perlu dilakukan untuk menyempurnakan atau meningkatkan proses dan praktis pembelajaran, terutama dalam hal menanggulangi permasalahan belajar. Melalui penelitian, tindakan permasalahan yang ada dapat dikaji, ditingkatkan, dan dituntaskan secara berkesinambungan, sehingga proses pendidikan dan oembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pendidikan, khususnya penguasaan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang dapat diaktualisasikan secara sistematis.      
b.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi adanya masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.
1.  Rendahnya minat belajar siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran matematika.
2.  Rendahnya kreativitas siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran matematika.
3.  Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran matematika.
4.  Kurangnya sarana yang dimiliki siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran matematika.
5.  Rendahnya kemampuan siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  untuk menjawab pertanyaan.
6.  Rendahnya kemampuan siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  untuk bertanya.
c.    Rumusan Masalah          
Berdasarkan hal-hal di atas, pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut.
1.  Bagaimana meningkatkan kreativitas belajar siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang melalui model pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas?
2.  Bagaimana meningkatkan minat belajar siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang melalui model pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas?
d.    Cara Pemecahan Masalah
Dalam upaya memecahkan permasalahan tentang rendahnya kreativitas dan minat belajar siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  dalam pembelajaran matematika khususnya tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang, proses pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan strategi belajar tuntas.
e.    Tujuan Penelitian
1.  Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang melalui penggunaan model pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas.
2.  Untuk meningkatkan minat belajar siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang melalui penggunaan modelpembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas.
f.     Manfaat Penelitian
Bagi siswa akan diperoleh manfaat sebagai berikut.
1.  Meningkatkan kreativitas dan minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika, khususnya tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
2.  Meningkatkan kompetensi antarkelompok.
3.  Meningkatkan keterampilan berbicara dalam kelompok.
4.  Meninggkatkan keterampilan bertanya dan menjawab.
   Bagi guru akan memperoleh manfaat sebagai berikut.
1.  Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya inovatif sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajaran yang digunakan.
g.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.    Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjangmelalui penggunaan model pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas.
2.    Untuk meningkatkan minat belajar siswa Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis  dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang melalui penggunaan modelpembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas.
h.    Kajian Teori
1.    Kreativitas dan Ciri-cirinya
Menurut Semiawan dkk., (1987) kreativitas sebagai proses merupakan hal yang lebihesensial dan perlu ditanamkan pada individu sejak dini dengan cara menyibukkan diri secara kreatif. Definisi lain mengenai kreativitas diungkapkan oleh Amien (1980), yang mengatakan bahwa kreativitas merupakan pola pikir atau ide yang spontan atau imajinatif yang mencirikan hasil artistik, penemuan-penemuan ilmiah, dan penciptaan-penciptaan secara mekanik. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa kreativitas meliputi hasil sesuatu yang baru atau sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau relatif baru bagi individunya.
Berdasarkan paparan mengenai beberapa definisi kreativitas di atas, dapat dilihat bahwa kreativitas mengandung arti yang luas dan mempunyai tahapan yang diawali dengan suatu pemikiran atau ide kreatif, kemudian melakukan kegiatan kreatif, sehingga tercipta hasil yang kreatif. Namun demikian, pada intinya terdapat persamaan antara definisi yang satu dengan yang lain, yaitu kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru atau relatif baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.  
Ciri-ciri atau karakteristik kreativitas pada umumnya dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk menentukan kemampuan kreatif dari seseorang menurut Guilford (dalam Kuncoro, 1992). Ciri-ciri kreativitas seseorang dapat dilihat dari aspek berpikir, dan aspek dorongan atau motivasi. Aspek berpikir kreatif ditunjukkan oleh sifat-sifat kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan penguraian (elaboration). Aspek dorongan atau motivasi ditunjukkan oleh sifat-sifat karakter, seperti sikap, percaya diri, tidak konversional, dan aspirasi keindahan.




2.  Pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas
Pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas langkah-langkahnya dikemukakanBloom (dalam Yamin, 2008: 221), yakni sebagai berikut.
1.      Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik yang bersifat umum maupun khusus.
2.      Menjabarkan materi pelajaran atas sejumlah unit pelajaran yang dirangkaikan, yang masing-masing dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih dua minggu.
3.      Memberi pelajaran secara klasikal, sesuai dengan unit pelajaran yang sedang dipelajari.
4.      Memberikan tes kepada siswa pada akhir masing-masing unit pelajaran, untuk mengecek kemajuan masing-masing siswa dalam mengolah materi pelajaran. Tes itu bersifat formatif, yaitu bertujuan mengetahui sampai berapa jauh siswa berhasil dalam pengolahan materi pelajaran (diagnostic progress test). Dalam testing formatif ini, diterapkan norma tetap dan pasti, misalnya minimal 85 % dari jumlah pertanyaan dalam tes itu harus dijawab betul, para siswa dinyatakan berhasil atau telah menguasai, tujuan pembelajaran khusus.
5.      Kepada siswa yang ternyata belum mencapai tingkat penguasaan yang dituntut, diberikan pertolongan khusus, misalnya bantuan dari seorang teman yang bertindak sebagai tutor, mendapat pengajaran dalam kelompok kecil, disuruh mempelajari buku pelajaran lain, mengambil unit pelajaran yang telah diprogramkan dan lain sebagainya. Bentuk pertolongan atau bantuan khusus yang diberikan, dapat bermacam-macam, asal sesuai dengan kebutuhan siswa yang masih mengalami kesulitan. Setelah beberapa waktu, siswa itu menempuh tes formatif arternatif yang mengukur taraf keberhasilan terhadap unit pelajaran yang sama.
6.      Setelah semua siswa, paling sedikit hampir semua siswa, mencapai tingkat penguasan pada unit pelajaran bersangkutan, barulah guru mulai mengajarkan unit pelajaran berikutnya.
7.      Unit pelajaran yang menyusul itu juga diajarkan secara kelompok, dan diakhiri dengan memberikan tes formatif bagi unit pelajaran bersangkutan. Siswa yang ternyata belum mencapai taraf keberhasilan yang dituntut, kemudian diberi bantuan khusus.
8.      Setelah para siswa mencapai tingkat keberhasilan yang dituntut, guru mulai mengajar unit pelajaran ketiga. Jadi, seluruh siswa dalam kelas selalu mulai mempelajari suatu unit pelajaran baru secara bersama-sama.
9.      Prosedur yang sama diikuti pula dalam mengajarkan unit-unit pelajaran lain, sampai seluruh rangkaian selesai.
10.  Setelah seluruh rangkaian unit pelajaran selesai, siswa mengerjakan tes yang mencakup seluruh rangkaian/seri unit pelajaran. Tes akhir ini bersifat sumatif, yaitu bertujuan mengevaluasi taraf keberhasilan masing-masing siswa, terhadap semua tujuan-tujuan pengajaran khusus. Dalam testing ini pun diterapkan norma yang tetap dan pasti, dengan menentukan taraf keberhasilan minimal, biasanya 80% - 90% dari jumlah pertanyaan harus dijawab betul. Hasil pada testing sumatif ini digunakan untuk memberi nilai dalam buku lapor..
F.    Metodologi Penelitian
a.    Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas IIISD Negeri 4 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, semester 1 tahun pelajaran 2012/2013, dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas III yang berjumlah 12 orang siswa yang karakteristiknya dalam pembelajaran matematika dengan materi ajar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang, baik kreativitas dan minat belajarnya  maupun hasil belajarnya masih rendah.
b.    MetodePenelitian
Proses pemecahan masalah dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan secara kolaboratif. Dalam rangka itu, terdapat empat tahapan penting di setiap siklusnya, yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Siklus yang ditempuh sebanyak tiga siklus. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang optimal.
c.    Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan melalui beberapa teknik, dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.    Data hasil belajar dikumpulkan dengan cara melakukan tes kepada siswa setelah selesai tindakan.
2.    Data pelaksanaan pembelajaran diperoleh melalui hasil pengamatan kolabolator selama selama pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan menggunakan instrumen observasi kegiatan guru dan siswa pada saat KBM.
3.    Data refleksi guru dan siswa diperoleh melalui pemberian angket kepada siswa dan guru setelah selesai tiap siklus.
d.    Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut.
1.    Perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran maupun sesudah pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data hasil pengamatan, dan hasil angket siswa pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus.
2.    Peningkatan hasil belajar tiap siklus. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan analisis kuantitatif dengan rumus sebagai berikut.
P = PosrateBaserate x 100%
                     Baserate

Keterangan:
P                  : persentase peningkatan
Posrate        : nilai sesudah diberikan tindakan
Baserate      : nilai sebelum tindakan
Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan tes akhir siklus apabila masih dirasakan gagal, peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan dan sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan berikutnya. Tolok ukur refleksi penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1)  Adanya peningkatan kreativitas secara signifikan pada setiap siklus yang terlihat pada antusias, aktivitas, dan rasa senang siswa dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar melakukan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
2)  Adanya peningkatan nilai ulangan yang signifikan pada setiap siklus.
G.   Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.    Siklus I
Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang, mengembangkan instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk belajar di rumah, menyiapkan media pembelajaran berupa kertas pleno, spidol 6 set, isolasi, membagi kelas menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang heterogen sesuai dengan data yang ada pada peneliti, dan mengembangkan skenario pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas.
Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan siswa untuk memasuki kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul sesuai dengan daftar kelompok, guru membagikan media pembelajaran, berupa: kertas plano; spidol; isolasi pada tiap-tiap kelompok belajar, dan masing-masing kelompok diberi permasalahan yang harus dipelajari dan didiskusikan. Siswa diberi kesempatan mencari sumber belajar dan berdiskusi selama 20 menit dan 10 menit kemudian masing-mesing kelompok harus menulis hasil diskusi kelompok pada kertas pleno untuk dipamerkan pada kelompok yang lain dengan menempel hasil diskusi yang sudah jadi di dekat kelompok. Satu orang siswa dari masing-masing kelompok bertanggung  jawab menjaga hasil karyanya dan empat anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 15 menit. Pada saat siswa berkunjung, antarkelompok peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus melihat interaksi antarkelompok dan aktivitas siswa.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada. Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja kelompok. Peneliti memberikan tepuk tangan bersama siswa pada kelompok terbaik.
Pada saat yang sama, kolabolator melakukan pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, yang meliputi: pengamatan kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, dan angket siswa setelah kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi, kelancaran dalam menjawab pertanyaan kelompok lain, mendapat hasil diskusi, mendapatkan nilai kriteria cukup dengan rentangan nilai 60-70 yang mencapai 50%. Kelancaran mengemukakan ide atau pendapat, ketelitian menghimpun hasil diskusi , keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai kurang dengan rentang nilai >60 yang mencapai  33,3%  dan siswa yang dapat menyelesaikan tugas hanya 50%, kelancaran pada saat prsentasi hanya 50%, dan sedikit sekali yang dapat mengemukakan pertanyaan  hanya 33,3%.
Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar terdapat 90% siswa merasa senang, 40% merasa kesulitan belajar, 50% siswa ada yang keberanian mengemukakan pendapat, 90% mendorong siswa lebih kreatif, presentasi belajar siswa pada siklus I, mendapat nilai rata-rata kelas 72,00 dan masih terdapat 30,23% siswa yang nilainya di bawah standar KKM mata pelajaran matematika yang telah ditentukan sekolah.
Melihat dari hasil pengamatan pada siklus I, antusias, keaktifan, kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat masih cukup dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat ketelitian menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai kurang dengan rentang nilai >60, ini menunjukkan siswa masih kesulitan dan belum siap karena baru mengenal model pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas. Di sisi lain, siswa merasa senang dan terdorong untuk lebih kreatif walaupun terdapat 40% yang masih kesulitan memahami materi dan 50% kurang berani berpendapat. Dengan demikian, pada siklus I perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetensi dengan memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota kelompok terbaik, menyediakan sumber belajar berupa foto copy materi, dan meminjami buku ajar. Berdasarkan siklus I didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 72,00 yang berarti ada kenaikan 10,18% dari sebelum tindakan. Hal ini yang mendorong dilanjutkan pada siklus II.
b.    Siklus II
Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi pada dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang, mengembangkan instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk belajar di rumah, menyiapkan sumber belajar berupa buku-buku penunjang, membagi kelas menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang heterogen sesuai dengan data yang ada pada peneliti, dan mengembangkan skenario pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas.
Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan siswa untuk memasuki kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang yang akan dipelajari,  menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul sesuai dengan daftar kelompok, guru membagikan media pembelajaran, berupa: kertas pleno; spidol; isolasi pada tiap-tiap kelompok belajar, dan masing-masing kelompok diberi permasalahan yang harus dipelajari dan didiskusikan. Siswa diberi kesempatan mencari sumber belajar dan berdiskusi selama 20 menit. Kemudian masing-masing kelompok dalam 10 menit harus menulis hasil diskusi kelompok pada kertas pleno untuk dipamerkan pada kelompok yang lain dengan menempel hasil diskusi yang sudah jadi di dekat kelompok. Satu orang siswa dari masing-masing kelompok bertanggung  jawab menjaga hasil karyanya dan empat anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 25 menit. Pada saat siswa berkunjung, antar- kelompok peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus melihat interaksi untuk diperiksa kebenaran konsep.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada. Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja kelompok. Peneliti memberikan hadiah bolpoin  pada semua anggota kelompok terbaik.
Pada saat yang sama, kolabolator melakukan pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, yang meliputi: pengamatan kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, dan angket siswa setelah kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi, kelancaran dalam menjawab pertanyaan kelompok lain, mendapat nilai kriteria baik dengan rentang nilai 71-85 yang mencapai 80%.  Kelancaran mengemukakan ide atau pendapat, ketelitian menghimpun hasil diskusi , keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai baik dengan rentang nilai 71-85 yang mencapai  60%  dan siswa yang dapat menyelesaikan tugas hanya 67%, kelancaran pada saat presentasi hanya 100%, dan siswa  yang dapat mengemukakan pertanyaan  hanya 70%.
Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar terdapat 98% siswa merasa senang, 15% merasa kesulitan belajar, 70% siswa ada yang keberanian mengemukakan pendapat, 95% mendorong siswa lebih kreatif, presentasi belajar siswa pada siklus II, mendapat nilai rata-rata kelas 79,07.
Melihat dari hasil pengamatan pada siklus II, antusias, keaktifan, kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat masih cukup dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat ketelitian menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai kurang dengan rentang nilai 71-85, ini menunjukkan siswa masih kesulitan dan belum siap karena baru mengenal model pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas. Di sisi lain, siswa merasa senang dan terdorong untuk lebih kreatif walaupun terdapat 30% yang masih kesulitan memahami materi dan 30% kurang berani berpendapat. Dengan demikian, pada siklus III perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetensi dengan memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota kelompok terbaik, menyediakan sumber belajar berupa foto copy materi, dan meminjami buku ajar, menyiapkan lembar kegiatan. Berdasarkan siklus II didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 79,07 yang berarti ada kenaikan 9,82% dari siklus I. Hal ini yang mendorong dilanjutkan pada siklus III.

c.    Siklus III
Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang, mengembangkan instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk belajar di rumah, menyiapkan media pembelajaran berupa kertas pleno dan lembar kegiatan siswa, membagi kelas menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang heterogen sesuai dengan data yang ada pada peneliti, dan mengembangkan skenario pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas.
Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan siswa untuk memasuki pada kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang, menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul sesuai dengan daftar kelompok, guru membagikan media pembelajaran, berupa: kertas plano; dan lembar kegiatan siswa pada tiap-tiap kelompok belajar, dan masing-masing kelompok diberi permasalahan yang harus dipelajari dan didiskusikan. Siswa diberi kesempatan mencari sumber belajar serta melakukan diskusi selama 20 menit, dan 10 menit kemudian masing-masing kelompok harus menulis hasil diskusi kelompok pada kertas pleno untuk dipamerkan pada kelompok yang lain dengan menempel hasil diskusi yang sudah jadi di dekat kelompok. Dua siswa dari masing-masing kelompok bertanggung  jawab menjaga hasil karyanya dan empat anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 15 menit. Pada saat siswa berkunjung, antar kelompok , peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus melihat interaksi antar kelompok dan aktivitas siswa.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada. Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja kelompok. Peneliti memberikan tepuk tangan bersama siswa pada kelompok terbaik.
Pada saat yang sama, kolabolator melakukan pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, yang meliputi: pengamatan kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, dan angket siswa setelah kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai baik sekali dengan rentang nilai >85 yang mencapai  90%. Dengan ini, 100% siswa sudah dapat menyelesaikan tugasnya, kelancaran pada saat presentasi hanya 90%.
Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar terdapat 100% siswa merasa senang, 13% merasa kesulitan belajar, 92% siswa ada yang keberanian mengemukakan pendapat, 100% mendorong siswa lebih kreatif, presentasi belajar siswa pada siklus III, mendapat nilai rata-rata kelas 84,65.
Melihat dari hasil pengamatan pada siklus III, antusias, keaktifan, kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat masih cukup dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat ketelitian menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapatkan nilai baik sekali, ini menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan yang signifikan melalui pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas, 13% siswa yang masih kesulitan memahami materi dan 8% kurang berani berpendapat. Dengan demikian, pada siklus III kegiatan dipandang sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya,. Berdasarkan siklus III didapat nilai presentasi siswa dengan rata-rata 84,65 yang berarti ada kenaikan 7,06% dari siklus II.
Untuk mengetahui lebih jelas perubahan dari siklus ke siklusnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Saat KBM
No
Kegiatan/Aspek yang diamati
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Antusias siswa dalam mengikuti KBM
Cukup
Baik Sekali
Baik Sekali
2.
Kelancaran mengemukakan ide dalam memecahkan masalah
Kurang
Baik
Baik Sekali
3.
Keaktifan siswa dalam diskusi
Cukup
Baik
Baik Sekali
4.
Kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi
Cukup
Baik Sekali
Baik Sekali
5.
Ketelitian dalan menghimpun hasil diskusi
Kurang
Baik
Baik
6.
Keaktifan dalam bertanya
Kurang
Baik
Baik
7.
Keaktifan siswa dalam mencari sumber belajar
Kurang
Baik
Baik Sekali
8.
Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan
Cukup
Baik
Baik
     Keterangan:   Baik sekali      : 86 – 100
                           Baik                 : 71 – 85
                           Cukup              : 60 – 70
                           Kurang             : >60
Hasil angket siswa yang diambil pada setiap siklus, disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2   Rekapitulasi Hasil Angket Siswa Setelah KBM
No 
Pertanyaan
Jawaban
Siklus I            (%)
Siklus II            (%)
Siklus III            (%)
1.
Apakah strategi belajar tuntasmenyenangkan?
Ya
90
93
100
Tidak
10
7
0
2.
Apakah dengan strategi belajar tuntasmembuat kamu mudah memahami pelajaran?
Ya
60
70
87
Tidak
40
30
13
3.
Apakah dengan strategi belajar tuntasmembuat kamu berani mengemukakan pendapat?
Ya
50
70
92
Tidak
50
30
8
4.
Apakah dengan strategi belajar tuntasmendorong kamu lebih kreatif?
Ya
90
95
100
Tidak
10
5
0
5.
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas?
Ya
30
15
0
Tidak
70
85
100


Grafik 1 Hasil Ulangan Sebelum dan
Tiap Akhir siklus




H.   Simpulan dan Saran
a.    Simpulan
Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas yang hasilnya untuk kemudian dianalisis secara deskriptif, akhirnya diperoleh simpulan sebagai berikut.
1.  Inovasi pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntas menjadikan siswa lebih kreatif dan aktif dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
2.  Keterampilan menyampaikan pendapat kepada orang lain baik lisan maupun tulisan perlu ada latihan.
3.  Inovasi pembelajaran berdasarkan strategi belajar tuntasmeningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
b.    Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut.
1.  Inovasi pembelajaran yang memacu pembelajaran berbasis siswa perlu dikembangkan guna meningkatkan kegiatan belajar mengajar matematika.
2.  Untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dalam bertanya, menjawab, menyampaikan pendapat kesan dan tulisan, memerlukan banyak latihan.
3.  Guru perlu melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi sehingga terbentuk rasa percaya diri.
I.      Daftar Pustaka
Amien, Moch. 1980. Peranan Kreativitas dalam Pendidikan.Depdikbud: Analisis Kebudayaan Jakarta.
De Porter, B & Hernacki, M. 2003. Quantum Learning. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Hermawan, Asep. 2008. Upaya Peningkatan Mutu Pengelolaan Proses Belajar Mengajar Melalui Penerapan MeaningfulLearningStrategy. Makalah :  Tidak dipublikasikan.
Kuncoro, S. A. 1992. Nilai-nilai Keagamaan dan Mengembangkan Kreativitas Anak (Suatu Tantangan bagi Kehidupan Modern) Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta: PPM IKIP Yogyakarta.
Mulyana, E. 2005. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Meier, D. 2003. The Acceleratied Learning. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Nur, Muhammad. 2005. Guru yang Berhasil dan Pengajaran Langsung. Departemen Pendidikan Nasional.
Semiawan, C, Munandar,A. S. dan Munandar, S O U. 1987. Memupuk Bakat  dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah.  Jakarta: Gramedia.
Sutusiah, 2006. Peningkatan Minat Belajar dan Aktivitas Siswa Pokok Bahasan Keanekaragaman Hayati Kelas X Melalui Pembelajaran  Think, Write, and Talk, Laporan PTK.